Kamis, 03 Februari 2011

Optimalkan Daihatsu Terios dan Toyota Rush
Posting date 07-08-2009











Kolaborasi nama besar Toyata dan ikon mobil ekonomis Daihatsu, terbukti kuat melambungkan citra si kembar Terios dan Rush di pasar mobil Nasional. Duet keduanya mampu mencetak angka hampir 30.000 unit, sejak dilansir tiga tahun silam. Dengan angka produksi yang terbilang massal tersebut, tak heran jika kedua mobil memiliki sisi plus minus di mata konsumen. Tips kali ini mengulas langkah optimalisasi Terios dan Rush, agar kian sempurna anda kendarai sehari-hari.

Ruang Mesin
Mesin berkode 3SZ-VE, 1.495cc, DOHC 16 katup, VVT-i, bertenaga 109 hp dan torsi 145Nm menjadi dapur pacu untuk kedua mobil. “Secara teori, karena spesifikasinya sama, maka seharusnya “rasa” antara Terios dan Rush juga sama. Tapi, banyak pelanggaan yang komentar tarikan Terios lebih enteng dari Rush,” jelas Akiun dari Sinar Auto Land, Kelapa Gading. “Setelah dilihat dari spesifikasinya, Terios ternyata lebih ringan 20 hingga 25 kg dari Rush. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan material interior dan aksesoris yang digunakan. Jadi, bukan karena kelemahan setting mesin Rush. Faktor bobot inilah yang membuat performa Terios terasa lebih enteng” ujarnya.

Namun, bagi pemilik Terios atau Rush yang ingin mobilnya bertambah tenaga atau mengeluhkan kurangnya tenaga, pria ini menyarankan untuk meningkatkan sektor pengapian. “Untuk penggunaan harian, ganti koil, ganti kabel busi dan busi sudah terbilang cukup. Satu hal lagi, jangan hanya mengganti setengah-setengah, karena hasilnya tidak akan maksimal.” tambahnya.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah jenis oli dan jadwal pergantianya. “Idealnya, oli dengan grade 10W-40 atau lebih bagus lagi 5W-50. Jenisnya sendiri boleh sintetis atau full sintesis. Sedangkan jadwal penggantiannya disarankan dikurangi 1.000 km dari jadwal servis rutin bagi mobil yang sering terjebak macet.” Pebengkel ini juga merekomendasi penambahan ground wire (peranti penambah kutub minus) bagi mobil yang dilengkapi ragam peranti audio, “Dengan cara ini, arus listrik tetap konstan,” tegasnya.

Supensi dan Kaki-kaki
Meski kedua mobil berplatform identik, tetapi ada sedikit perbedaan di bagian suspensi. Rush mengadopsi suspensi 4-link dengan pegas koil dan lateral rod-link. Sedangkan Terios berstruktur 5-link, rigid-axle dengan per keong. Adapun suspensi depannya, sama-sama menganut MacPherson strut, per keong dan stabilizer. Dengan komposisi ini, kedua mobil banyak dikeluhkan perihal pengendaraannya yang limbung saat berlari dikecepatan antara 80-120 kpj.

“Perbedaan ini terjadi karena Terios dirancang untuk tujuh penumpang, lebih banyak dari Rush yang hanya lima penumpang, “ jelas Akiong dari Terminal Per, Lampiri. “Soal gejala limbung, suspensinya harus diakali. Idealnya, per dipilih yang berukuran agak besar dari standarnya. Sedangkan shock absorber-nya boleh diganti dengan produk aftermarket yang lebih berkualitas, baik tipe gas ataupun oli. ”Sedangkan pegasnya bisa diambil dari sedan Jepang berukuran besar seperti Toyota Crown atau Cressida karena bobotnya hampir serupa.”

Kedua pebengkel ini juga sepakat, untuk menyempurnakan proses peningkatan kemampuan kaki-kaki, sebaiknya diikuti proses spooring dan balancing setelah suspensi diubah. Mengingat ukuran roda Rush dan Terios cukup besar (Rush 235/60/16 dan Terios 215/60/16) proses spooring dan balancing sebaiknya dilakukan dua tahap. Pertama, balancing normal dan kedua finishing balancing. Tahap pertama disimulasikan saat mobil berjalan di kecepatan rendah, dan tahap kedua disimulasikan saat mobil berlari di kecepatan tinggi.
Bayu Arya